Kata “syukur” bukanlah merupakan kata asing di telinga masyarakat,
karena didalam berbagai aktivitas sering didengar kata-kata tersebut.
Seperti pada setiap kesempatan yang banyak melibatkan orang, baik dalam
kegiatan keagamaan seperti pengajian umum, khutbah jum’at, ataupun dalam
kegiatan organisasi kemasyarakatan, seperti: acara rapat, seminar dan
lain-lain. Para pembicara selalu memulai dengan ucapan : “……….sebelum acara ini dimulai, marilah kita bersyukur……”
Mengingat betapa populernya kata “syukur” penulis mencoba menela’ah kata
tersebut dari segi lafal, arti dan implikasinya. Hal ini untuk
menghindari kesalahan dalam pelafalan atau pengucapan kata syukur di
kalangan masyarakat awam, yang dikhawatirkan akan mengakibatkan
kesalahan dalam arti dan implikasinya.
Perbedaan kata “Syukur” dan “Sukur”
Didalam tulisan seperti: dalam buku, majalah, surat kabar, kata syukur
telah betul penulisannya yaitu “syukur”. Tapi dalam pelafalan sering
kali salah mengucapkannya dengan kata sukur. Padahal kata syukur jauh
berbeda dengan kata sukur, baik dalam lafalnya maupun isinya.
Perbedaan lafal “Syukur” dan “Sukur”
Kata syukur dan sukur adalah dua kata serapan dari bahasa Arab atau
tepatnya kata yang berasal dari Al Qur’an dan Al Hadist. Kata syukur
bila ditulis diawali dengan syin yang asal katanya syak’r. Sedangkan sukur diawali dengan sin asal katanya adalah sak’r. Perbedaanya yaitu terletak pada huruf syin dan sin,
jika dilihat sepintas seolah-olah tidak ada masalah dalam
melafalkannya, tetapi justru sebaliknya, apabila salah mengucapkannya,
maka salah pula arti dan maknanya, betu pula tujuannya.
Perbedaan arti “Syukur” dan “Sukur”
Secara etimologi kata syukur artinya terima kasih, sedangkan kata sukur
artinya mabuk atau tergila-gila. Dilihat dari etimologi dua kata
tersebut artinya secara termologi/terminologi arti dan isinya sangat
kotroversial.
Perbedaan implikasi “Syukur” dan “Sukur”
Bersyukur yaitu berterima kasih baik kepada Allah atau kepada sesame
manusia, hal ini sangat dianjurkan dalam ajaran agama Islam, karena
implikasinya sangat positif. Orang yang pandai bersyukur akan memperoleh
keuntungan didunia dan diakhirat.
Para pecandu narkoba alias pemabuk, akan hidup menderita dan memperoleh kerugian didunia dan di akhirat.
Syukur dan sukur ternyata memiliki arti, makna serta tujuan dan
nilainya berbeda sekali. Syukur membuahkan keuntungan dan kebahagiaan,
sedangkan sukur kesengsaraan. Dengan demikian kita harus lebih hati-hati
dalam mengucapkannya jangan sampai tertukar antara ucapan syukur dan
sukur, terlebih ketika kita sedang berzikir atau berdoa.
Sumber : Dari berbagai sumber
pengertian syukur, arti syukur dalam islam,
hakikat syukur, pengertian sabar, nikmat syukur, pengertian syukur
kepada allah, pengertian syukur menurut bahasa dan istilah, pengertian
syukur menurut bahasa, pengertian syukur dalam islam, syukur, syukur
nikmat allah, definisi syukur, syukur kepada allah,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar